Archive for March 2008
Latest Updates

Gigi Palsu

Pernah terbayang kalau kita tua nanti akan memakai gigi tiruan/ gigi palsu? Pastinya kita semua pernah melihat nenek, kakek atau orang tua kita memakai gigi palsu. Kebutuhan setiap orang untuk memakai gigi palsu cukup beragam, mulai dari kebutuhan untuk menggantikan gigi yang telah hilang, menggantikan gigi yang telah rusak dan dijadikan tanda status sosial yang sering kita dengar di daerah Madura.
Oleh karena itu tidak mengherankan jika gigi tiruan dengan bahan alloy emas banyak dipakai oleh kalangan tertentu meskipun secara estetika kurang sesuai.

Secara umum gigi palsu yang pada dunia kedokteran gigi lebih dikenal sebagai gigi tiruan dibedakan menjadi dua yaitu gigi tiruan lepasan (GTL) dan gigi tiruan cekat (GTC). Gigi tiruan lepasan adalah gigi tiruan yang dapat dilepas dan dipasang oleh pengguna. Sedangkan gigi tiruan cekat adalah gigi tiruan yang tidak dapat dilepas atau dipasang sendiri oleh pengguna.
Untuk lebih jelasnya bisa saya jelaskan seperti berikut:

1. Gigi Tiruan Sebagian
Yaitu gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi di dalam lengkung rahang. Ada dua macam gigi tiruan sebagian yaitu (1) Gigi Tiruan Sebagian Lepasan, yaitu GTS yang bisa dilepas dengan mudah baik oleh pasien maupun oleh dokter gigi. (2) Gigi Tiruan Sebagian Cekat, yaitu GTS yang dalam penggunaannya tidak bisa dilepas dengan mudah oleh pasien.

2. Gigi Tiruan Lengkap
Yaitu gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi dalam satu lengkung rahang maupun seluruh rahang di dalam rongga mulut

Bahan Gigi Tiruan

Bahan yang biasa digunakan untuk membuat gigi tiruan adalah logam, akrilik dan porselen. Adapun logam yang biasa dipakai adalah alloy emas, alloy chromium cobalt, dan alloy chromium nikel. Ketiga bahan gigi tersebut dapat dipilih sesuai kebutuhan dan disesuaikan dengan ketersediaan biaya.

Halitosis
Halitosis atau napas yang kurang sedap, penyebab dari masalah napas kurang sedap ini, menurut Dr. Robert bisa terjadi karena adanya mikro organisme pada permukaan Iidah yang banyak menghasilkan VSC atau Volatile Sulfur Compound yang merupakan senyawa sulfur mudah menguap serta berbau tidak sedap. Yang terpenting untuk menghindari masalah ini adalah melakukan perawatan kesehatan dan kebersihan secara menyeluruh di semua bagian rongga mulut setiap hari.
Untuk masalah Halitosis yang cukup ekstrim, ahli Halitosis akan menganjurkan bahan-bahan pembantu yang bentuknya seperti odol, obat kumur dan gel yang berfungsi mengubah VSC menjadi tidak berbau. Untuk itu, pertama-tama dokter akan mengukur bau napas anda salah satu cara dengan alat Halimeter. kadang masalah gigi tiruan sangan berhubungan dengan bau mulut, oleh karena itu sangat dianjurkan untuk rekan-rekan yang memakai gigi palsu untuk membersihkan dengan ekstra gigi dan mulut agar tidak terjadi bau mulut, ya walaupun sebenarnya bau mulut tidak bisa kita hindari tapi setidaknya kita mengurangi bau yang kurang sedap itu. Karena pemakaian gigi tiruan merupakan memasang benda asing didalam rongga mulut kita. secara alamiah gigi tiruan tidak dapat meniru gigi asli kita secara untuh seperti mekanisme self cleansing, yaitu pembersihan yang dilakukan oleh pasangan gigi dan gusi.
Jadi apakah anda menunggu untuk dipasang gigi tiruan ato mulai menjaga kesehatan gigi dan mulut anda mulai dari sekarang?

n.b: sekedar info saja kalau harga gigi tiruan tidaklah murah, dan perlu ekstra dana dan waktu untuk mendapatkan hasil yang maksimal, bukan hanya pada saat membuat namun untuk seterusnya selama anda memakai gigi tiruan. Saya tidak membahas masalah harga disini karena harga akan bervariasi untuk disetiap dokter gigi.









Aids dapat dilihat dari mulut


Aids merupakan salah saru penyakit yang sangat menular dan pembunuh masal. sebagian dari kita kadang tidak mengetahui AIDS secaara pasti. Berikut saya jelaskan ciri-ciri orang yang terinfeksi AIDS pada rongga mulut.


AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang ditandai dengan rusaknya
system kekebalan tubuh sehingga mudah diserang berbagai macam infeksi. AIDS
disebabkan oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Sampai saat ini belum dapat diketahui dengan pasti dari mana mulai
berjangkitnya penyakit AIDS. Penyakit AIDS tidak ditularkan melalui kontak biasa,
namun ditularkan melalui hubungan seksual, kontak dengan darah yang tercemar
HIV dan melalui jarum suntik atau alat kedokteran lainnya yang tercemar HIV.
Sebaliknya AIDS tidak dapat ditularkan melalui gigitan serangga, minuman, atau
kontak biasa dalam keluarga, sekolah, kolam renanng, WC umum atau tempat kerja
dengan penderita AIDS.

Gejala Klinis AIDS
AIDS mempunyai spectrum yang luas pada gambaran klinis. Pada awal
permulaan terdapat gejala-gejala seperti terkena flu. Penderita merasa lelah yang
berkepanjangan dan tanpa sebab, kelenjar-kelenjar getah bening dileher, ketiak,
pangkal paha membengkak selama berbulan bulan, nafsu makan menurun/hilang,
demam yang terus menerus mencapai 39 derajat Celcius atau berkeringat pada
malam hari, diarrhea, berat badan turun tampa sebab, luka-luka hitam pada kulit
atau selaput lendir yang tidak bias ssembuh, batuk-batuk yang berkepanjangan dan
dalam kerongkongan, mudah memar atau pendarahan tanpa sebab. Gejala-gejala
awal ini sering disebut AIDS Related Complex (ARC). Bila keadaan penyakit ini
meningkat, penyakit ganas lain berkembang seperti: radang paru (penumocytis
carinii), kandiasis oesophagus, cytomegalovirus atau herpes, sarcoma kaposi, tumor
ganas pembuluh darah.

Manifestasi AIDS dirongga mulut
Sekitar 95% penderita AIDS mengalami manifestasi pada daerah kepala dan
leher sebagaimana juga menurut Shiod dan Pinborg 1987. Manifestasi di mulut
seringkali merupakan tanda awal infesi HIV

Infeksi karena jamur (Oral Candidiasis)
Kandiasi nulut sejauh ini merupakan tanda di dalam mulut yang paling sering
dijumpai baik pada penderita AIDS maupun AIDS related complex (ARC) dan
merupakan tanda dari manifestasi klinis pada penderita kelompok resiko tinggipada
lebih 59% kasus.
Kandiasis mulut pada penderita AIDs dapat terlihat berupa oral thrush, acute
atrophic candidiasis, chronic hyperplastic candidiasis, dan stomatis angularis
(Perleche).

Infeksi karena virus
Infeksi karena virus golongan herpes paling sering dijumpai pada penderita AIDS
dan ARC. Infeksi virus pada penderita dapat terlihat berupa stomatis herpetiformis,
herpes zoster, hairy leukoplakia, cytomegalovirus.

Infeksi karena bakteri
Infeksi karena bakteri dapat berupa HIV necrotizing gingivitis maupun HIV
periodontitis.
a. HIV necrotizing gingivitis
HIV necrotizing gingivitis dapat dijumpai pada penderita AIDS maupun
ARC. Lesi ini dapat tersembunyi atau mendadak disertai pendarahan waktu
menggosok gigi, rasa sakit dan halitosis.
Necrotizing gingivitis paling sering mengenai gingiva bagian anterior. Pada
situasi ini, pabila interdental dan tepi gingiva akan tampak berwarna merah,
bengkak, atau kuning keabu-abuan karena nekrosis, bakan sering terjadi
necrotizing ulcrerative gingivitis yang parah dan penyakit periodontal yang
progresif sekalipun kebersihan mulut terjaga dengan baik dan walaupun telah
diberikan antibiotika.

b. HIV periodontitis
Penyakit periodontal yang berlangsung secara progresif mungkin
merupakan indicator awal yang dapat ditemukan pada infeksi HIV. Dokter gigi
seyogyanya mendiagnosa secara dini proses kerusakan tulang alveolar
tersebut dengan tetap mempertimbangkan kemungkinan adnya infeksi HIV.
Hal ini disebabkan terutama oleh adanya fakta bahwa sejumlah penderita
AIDS yang mengalami kerusakan tulang alveolar yang cepat.

Neoplasma
Sarkoma kaposi yang berhubungan dengan AIDS tampak sebagai penyakit
yang lebih ganas dan biasanya telah menyebar pada saat dilakukan diagnosa awal.
Kira-kira 40% penderita AIDS dengan sarcoma kaposi akn meninggal dalam waktu
kurang lebih satu tahun dan biasanya disertai dengan infeksi opotunistik yang lain
(misalnya pneumocystic carinii, jamur, virus, bakteri).
Manifestasi mulut sarcoma kaposi biasanya merupakan tanda awal AIDS dan
umumnya (50%) ditemukan dalam mulut pria homoseksual. Selain mulut, sarcoma
ini juga dapat ditemukan dikulit kepala dan leher. Sarkoma kaposi pada mulut
biasanya terlihat mula –mula sebagai macula, nodul dan plak yang datar atau
menonjol, biasanya berbewntuk lingkaran dan berwarna merah atau keunguan.
Terletak pada palatum dan besarnya dari hanya beberapa millimeter sampai
centimeter. Bentuknya tidak teratur, dapat tunggal atau multiple dan biasanya
asintomatik, sehingga baru disadari oleh pasien bila lesi sudah menjadi agak besar.

Kelainan lain didalam mulut
Kelainan-kelainan ini tidak diketahui sebabnya, dapat timbul berupa :
a. Stomatis aphtosa rekuren, terutama tipe mayor.
b. Ulkus nekrotik yang meluas sampai ke fausia.
c. Xerostomia
d. Pembesaran kelenjar parotis, terutama penderita AIDS anak-anak.
e. Idiophatic thrombocytopenia purpura.
f. Palsi wajah
g. Addisonian mucosal hyperpigmentation
h. Limfadenopati submandibula.
i. Hiperpigmentasi melanotik
j. Penyembuhan luka yang lama
k. Bayi yang lahir dengan infeksi AIDS dapat mengalami deformasi wajah.

Kedokteran Gigi


Nah saya ingin mengakrabkan teman-teman kepada dunia kedokteran gigi dan mengambil beberapa hikmah, disini saya akan membahas tentang spesialisasi di bidang kedokteran gigi. Apa aja sih ?

Nah biar ga salah dan tepat memilih dokter gigi untuk perawatan gigi anda. Terkadang beberapa dokter malah mengambil bagian yang bukan bidang spesialis mereka, mungkin hal ini yang menyebabkan maraknya malpraktek dikalangan medis, ga maukan jadi korban?
berikut saya jelaskan spesialisasi kedokteran gigi biar ga salah pilih :)

1. Bedah Mulut (Sp.BM)

Menangani berbagai kasus di daerah gigi dan mulut

yang memerlukan tindakan bedah

untuk terapinya yang terbagi menjadi bedah minor

dan bedah mayor.

Contoh Bedah minor : operasi gigi geraham ke-3

(impaksi molar-3) yang tumbuh tidak sempurna, miring

atau tertanam seluruhnya (embeded)

Contoh Bedah mayor : terapi pengangkatan tumor,

retak/patah (fraktur) rahang,

operasi bibir sumbing.

2. Oral Medicine (Sp.OM)

Bisa dikatakan spesialisasi ini adalah seperti internis

atau ahli penyakit dalam-nya kedokteran gigi.

Berkaitan dengan penyakit-penyakit di rongga mulut.

Misal : cancer, adanya manivestasi virus HIV di rongga mulut, jamur,

termasuk juga gerodontology atau manifestasi proses penuaan di rongga mulut.

3. Konservasi Gigi (Sp.KG)

Spesialisasi yang menangani masalah restorasi gigi (esthetic restoration)

termasuk perawatan terhadap kelainan jaringan syaraf.

Sehingga secara garis besar mencakup tindakan

Operative Dentistry (misal : menambal gigi yang belubang,

melakukan restorasi jaket,

pelapisan gigi yang mengalami perubahan warna,

bleaching atau pemutihan gigi)

dan endodontic (perawatan kerusakan jaringan syaraf

atau yang disebut pulpa gigi,

termasuk juga tindakan bedah endodonsi)

4. Prostodonsia (Sp.Prost)

Menangani masalah ketiadaan gigi di rongga mulut,

dengan menggantinya menggunakan gigi palsu.

Baik gigi palsu lepasan, cekat maupun implant.

5. Periodonsia (Sp. Per)

Menangani segala kelainan jaringan periodontal. Jaringan periodontal adalah jaringan yang mendukung gigi, termasuk gusi, dan jaringan tulang disekitarnya. Mencakup juga beberapa tindakan bedah yang disebut bedah periodontal.

Contoh : perawatan peradangan gusi, kegoyahan gigi karena kerusakan jaringan tulang disekitarnya, tindakan operatif perawatan gusi yang naik (resesi) dan mengakibatkan terbukanya akar gigi

6. Pedodonsia (Sp.KGA)

Merupakan spesialis Kedokteran Gigi Anak, jelas berperan seperti dokter anak,

untuk seluruh masalah gigi dan mulut pada anak-anak

7. Orthodonsia (Sp.Orth)
merupakan salah satu spesialisasi yang sangat populer di masyarakat. Spesialisasi yang berkomepten merapikan susunan gigi yang tidak teratur.

Yang menjadi trend adalah pemasangan bracket atau alat ortodonsi cekat.

Tooth Camera


Satu alat kedokteran gigi ini bisa untuk foto2 dalam rongga mulut, walaupun bukan dokter gigi apa salahnya tau kondisi mulut kita. Asalkan jangan untuk yang aneh-aneh aja ya :)

Spesifikasi :
Image Device: 1/3 "CMOS high sensitivity
TV System: PAL/NTSC
Validity Pixel: PAL:628 X 582; NTSC: 510 X492
Definition: 380 lines
Sensitivity: 0.5 lux
Signal/noise ratio: 52db
Electronic shutter: Automatic(150 to 1/100000)
Lighting: 4 leds
Adjustments: Automatic
Angle of view: 80degree
Size of the hand piece: L-200; l-20; h-22 mm
Size of the distal part: L-16.5; h-12 mm
Weight of the hand piece: 50g
Atmospheric pressure: 900hpa to 1060hpa
Output : USB / RCA (tv input)


Harga Satuan : Rp850.000,-* (+ ongkos kirim)
Garansi 1 Bulan Ganti Baru

untuk yang mau beli bisa hubungi saya lewat buku tamu ato komentar :)
hhmmm lewat email juga boleh :) Ato yang ada YM ok aja.

(kalau ada yag mau jadi reseller juga bisa koq dapet komisi loh..)

Nah ini contoh hasil jepretannya :)
http://drgsuardiana.googlepages.com/1.jpg
http://drgsuardiana.googlepages.com/2.jpg
http://drgsuardiana.googlepages.com/3.jpg

Tindakan Orang tua

Berikut saya berikan sedikit tips kepada orang tua dalam menangani anak yang sedang tumbuh gigi susunya,karena beberapa orang tua mengalami kesulitan dalam menghadapi anak yang sedang timbuh gigi susunya.

MERANGSANG ERUPSI GIGI

Biasanya bayi menjadi rewel kala tengah mengalami erupsi gigi. Karena erupsi gigi biasanya menimbulkan gejala demam yang tak terlalu tinggi atau dikenal dengan istilah sumeng. Ini terjadi karena gigi akan menembus lapisan gusi yang keras, sehingga diperlukan suatu energi yang kuat. Nah, reaksi yang ditimbulkan tubuh itulah yang menyebabkan si bayi jadi sumeng. Selain itu, erupsi gigi juga menimbulkan gejala air liur mengences dan rasa gatal pada gigi. Itulah mengapa si bayi maunya menggigit-gigit sesuatu. Biasanya orang tua memberikan mainan plastik yang tak berbahaya untuk bisa digigit-gigit si bayi. Cara ini ternyata ada manfaatnya karena dapat merangsang erupsi gigi. Ada suatu refleks yang mempercepat keluarnya gigi. Karena dengan menggigit-gigit, maka gigi yang runcing dari dalam akan menekan-nekan gusi sehingga mempercepat keluarnya gigi. Bila tak ada mainan yang bisa digigit, maka bisa diganti dengan wortel. Karena wortel agak keras, tak mudah putus dan yang pasti lebih murah. Untuk merangsang erupsi gigi juga harus diperhatikan makanan yang dikonsumi bayi. Makanan tersebut harus mengikuti aturan dari dokter anak. Misalnya, kapan saja diberikan makanan cair, makanan setengah padat dan makanan padat. Pemberian makanan yang cukup sesuai aturan sebetulnya untuk memenuhi nutrisinya. Nutrisi ini berguna untuk tumbuh kembang dan merangsang pertumbuhan gigi dari dalam. Pemberian vitamin untuk merangsang pertumbuhan gigi pada bayi juga bisa dilakukan sesuai anjuran dokter. Ada zat yang dapat memperkuat gigi bayi, menjaga dan mencegah kerusakan gigi, yaitu zat fluor. Zat ini bisa diberikan pada ibu hamil sampai bayi lahir hingga berusia 10 tahun.

RAJIN MEMBERSIHKAN GIGI

Sejak erupsi gigi yang pertama orang tua harus membersihkan gigi tersebut setiap habis menyusui, karena susu bisa menempel pada gigi dan berbahaya bagi kesehatan gigi. Nanti di usia 1-2 tahun giginya bisa rusak dan berlubang kalau tak dibersihkan sejak awal. Juga bisa sampai berwarna hitam karena pengaruh dari sisa-sisa makanan yang menempel. Nah, kalau ini yang terjadi, berarti sudah ada kelainan. Sebetulnya, lanjut Ismu, sebelum gigi erupsi pun si bayi sebaiknya sudah diajarkan merawat gigi. Caranya dengan orang tua membersihkan gusi-gusi si bayi pakai kain kasa atau kapas yang dibasahi air matang. Posisi yang paling enak dengan memangku si bayi dan mendekap kepalanya ke dada ibu. Setelah giginya erupsi, gunakan sikat gigi khusus bayi. Sedikitnya dibersihkan sekali sehari tanpa memakai pasta gigi, dengan posisi kepala si bayi di pangkuan ibu. Setelah anak bisa berjalan barulah diajarkan menyikat gigi sendiri. Posisinya, ibu di belakang anak dan membantu anak menyikat gigi dari belakang. Gunakan sikat gigi khusus anak sesuai usianya dan pasta gigi yang mengandung fluor namun rasanya tak manis. Lakukan 2 kali sehari, sehabis makan pagi dan mau tidur malam. Orang tua sebaiknya memilih model sikat gigi maupun pastanya menurut kesukaan anak. Kemudian cara menyikat giginya yang penting adalah bersih. Anak dibantu dalam menyikat gigi sampai kemudian ia bisa dilepaskan sendiri untuk menyikat gigi. Sebaiknya kebiasaan membersihkan gigi ditanamkan oleh orang tua sejak dini, sehingga kelak dengan sendirinya kebiasaan ini akan terbentuk dalam diri anak.

Bayi usia 0-6 bulan umumnya belum memiliki gigi susu. Namun begitu, kegiatan membersihkan lidah dan gusinya sudah harus dilakukan begitu selesai menyusu dan sebelum tidur malam. Berikut langkah-langkahnya:

* Sediakan potongan kain kasa atau kain steril yang lembut.

* Celupkan/basahi kain tersebut dengan air matang.

* Balutkan kain pada jari telunjuk ibu/ayah.

* Bersihkan mulut dan gusi si kecil secara perlahan.

* Posisikan bayi berbaring agak tegak atau duduk di pangkuan kalau sudah bisa.

Gigi Bayi

* Bila gigi susu bayi sudah muncul, gunakan sikat gigi mungil. Jika hendak menggunakan pasta gigi, sediakan lap basah karena si kecil belum bisa berkumur. Posisikan ia duduk di pangkuan.

Arah membersihkannya bisa vertikal maupun horisontal. Yang penting seluruh permukaan gigi, baik bagian luar maupun dalam (yang menghadap ke lidah), dan sela-selanya ikut dibersihkan.

* Kalau sudah selesai, seka pasta giginya dari mulut dan bibir dengan lap basah sampai bersih.

Gigi Anak

Lakukan langkah-langkah menggosok gigi yang terbaik seperti ini:

* Gosok gigi searah, dari atas ke bawah untuk gigi atas; dan sebaliknya dari bawah ke atas untuk gigi bawah. Inilah prinsip menyikat “dari merah ke putih” atau dari gusi ke ujung gigi agar kotoran yang tersapu tidak balik lagi. Gerakan searah juga menjaga kesehatan gusi.

* Buatlah gerakan mengeluarkan kotoran dari sela-sela gigi.

* Gosoklah perlahan semua permukaan gigi mulai dari bagian dalam, tengah, dan luar.

* Bersihkan juga langit-langit, dinding mulut, dan permukaan lidah.

* Usahakan air yang digunakan untuk menggosok gigi bersih dan jernih. Untuk anak yang baru belajar berkumur sediakan air matang.

* Jangan berkumur terlalu banyak supaya masih tersisa fluoride untuk menjaga kekuatan gigi.

Waktu Gosok Gigi

Waktu terbaik untuk menggosok gigi adalah setelah makan dan sebelum tidur. Menggosok gigi setelah makan bertujuan mengangkat sisa-sisa makanan yang menempel di permukaan ataupun di sela-sela gigi dan gusi. Sedangkan menggosok gigi sebelum tidur berguna untuk menahan perkembangbiakan bakteri dalam mulut karena dalam keadaan tidur tidak diproduksi ludah yang berfungsi membersihkan gigi dan mulut secara alami. Untuk itu usahakan gigi betul-betul dalam kondisi bersih sebelum tidur. Nah, ketika bangun pagi, gigi masih relatif bersih sehingga menyikatnya bisa dilakukan setelah sarapan.


Pilih Dan Ganti Sikat Gigi

Untuk anak, pilih sikat gigi yang ukurannya kecil dengan tangkai yang mudah digenggam. Bulu sikatnya halus tapi kuat. Bagian ujung kepala sikatnya menyempit agar mudah menjangkau bagian dalam. Untuk bayi, ada pilihan sikat gigi karet, bulu, atau sikat gigi sarung untuk dipakai pada jari telunjuk ayah/ibu. Jika gigi sudah keluar lebih dari 8, bersihkan dengan sikat gigi bayi yang mempunyai ujung kecil dan berbulu halus, dengan kode ukuran P20, atau yang berbulu karet.

Selanjutnya, anak 1-5 tahun bisa memakai sikat dengan 3 deret bulu. Di usia 6 tahun ke atas (periode gigi geligi bercampur), selain sikat dengan 3 deret bulu dapat pula dipakai sikat dengan 4 deret bulu.

Jika memakai bulu sikat yang keras maka gusi akan mengalami abrasi. Jaringan gusi akan rusak sehingga akar gigi akan terbuka. Akar gigi yang tidak dilapisi email ini akan terasa ngilu ketika mengonsumsi makanan. Gantilah sikat gigi kalau bulunya sudah mekar atau tidak beraturan agar tidak melukai gusi.

Porsi Pasta Gigi

Pasta gigi tidak diwajibkan bagi bayi dan balita. Jadi, kalau anak tak mau, ya jangan dipaksa. Kenalkan saja secara perlahan. Pasta gigi pada prinsipnya dibuat dengan kandungan bahan-bahan pelindung permukaan gigi.

Salah satunya fluoride yang sampai kadar tertentu membuat gigi tetap kuat. Kandungan fluoride dalam pasta gigi anak umumnya masuk kategori aman. Namun sebaiknya, pilih pasta dengan kandungan fluoride paling sedikit. Ketika hendak menyikat gigi, oleskan pasta gigi sedikit saja, yakni tidak lebih dari ukuran sebutir kacang polong.


(diambil dari berbagi sumber yang saya rangkai menjadi sebuah artikel dan saya masukkan ilmu yang saya dapat sebagai tambahan)

Pertumbuhan Gigi Susu

Sebelumnya saya mohon maaf karena baru sempat posting, akhir-akhir ini saya agak sibuk dan jarang ngeblog. Mudah-mudahan tidak mengecewakan yah :). kepada mas Ysugiri (www.ysugiri.blogspot.com)yang menunggu postingannya mohon maaf mas.
Sesuai dengan pertanyaan mas ysugiri saya akan membahas tentang pertumbuhan gigi susu, beberapa orang tua pastinya khawatir akan terlambatnya pertumbuhan gigi susu buah hatinya namun tidak perlu khawatir karena memang tidak semua anak sama untuk pertumbuhan giginya.

Pada dasarnya erupsi atau keluarnya gigi susu pertama terjadi di usia 6-8 bulan. Umumnya diawali oleh keluarnya gigi seri tengah bawah, lalu secara berurutan gigi seri tengah atas, gigi seri lateral atas dan gigi seri lateral bawah, geraham susu pertama, gigi taring dan geraham susu kedua. Tapi erupsinya tak sekaligus, melainkan satu per satu dan kadang ada juga yang sepasang-sepasang. Umumnya ketika anak berusia 1 tahun mempunyai 6-8 gigi susu (tapi kadang ada juga yang hanya 2 gigi walaupun tanpa disertai keluhan pertumbuhan) dan akan menjadi lengkap berjumlah 20 gigi susu (4 gigi seri atas-bawah, 2 gigi taring kanan-kiri di atas-bawah, dan 4 geraham kiri-kanan di atas-bawah) pada usia 18 bulan atau 2 tahun. Kendati erupsi gigi pertama terjadi pada usia 6-8 bulan, namun masih belum bisa dikatakan terlambat apabila di atas usia tersebut belum juga keluar gigi pertama. Karena, normalnya erupsi gigi terjadi pada usia 6-12 bulan. Lain halnya bila si anak sudah berusia lebih dari setahun tapi belum juga terjadi erupsi gigi, maka perlu diketahui penyebabnya, ini apa bila anak belum sama sekali tumbuh giginya.
Kemungkinan keterlambatan itu karena ada kelainan pertumbuhan gigi atau pertumbuhan gigi yang tak sempurna. Misalnya, anak tidak mempunyai benih gigi, sehingga ditunggu sampai usia berapa pun tak akan ada erupsi. Tentunya kelainan ini akan tetap berlanjut sampai dewasa, ia tak akan mempunyai gigi kecuali bila dibuatkan gigi susu. Tapi faktor yang menyebabkan terjadinya kelainan pertumbuhan ini tidak diketahui secara pasti dan bukan diakibatkan kekurangan suatu zat tertentu. Diduga, kelainan ini hanya ada pada daerah-daerah tertentu. Ada juga ditemui kasus yang dikarenakan perkawinan, misalnya, keturunan suatu keluarga. Sementara erupsi gigi yang terjadi lebih dini juga dikatakan kelainan pertumbuhan. karena seharusnya erupsi gigi itu menurut normal perkembangannya. Jadi kalau di luar normal perkembangannya, maka dikatakan ada kelainan.
Erupsi gigi susu yang terjadi lebih dini termasuk kelainan pertumbuhan
dan perkembangan gigi. Contohnya, bayi yang pada saat lahir sudah
memiliki gigi (istilahnya gigi natal). Tumbuhnya tidak tentu, di bagian
depan atas atau bawah tapi jarang di bagian belakang. Banyaknya satu
buah. Ada juga erupsi gigi dini yang terjadi baru pada bulan pertama
setelah kelahiran (istilahnya gigi neonatal). Pada kasus keduanya, belum
tentu bayi mengalami gejala sakit tumbuh gigi.
Tapi tak semua gigi yang erupsinya lebih dini adalah betul-betul gigi dengan memiliki akar gigi. Ada juga yang bukan gigi betulan tapi semacam epitel atau tonjolan dari gusi yang keras seperti gigi tapi tak ada akarnya.
Nah, pada kasus ini mesti dilihat apakah mengganggu atau tidak. Kalau dianggap mengganggu, maka mesti dibuang. Tapi kalau tidak, ya, tak apa-apa. Yang dimaksud mengganggu, misalnya, gigi tersebut goyang karena memang belum mantap, sehingga si bayi merasa sakit dan membuatnya rewel. Tentunya kalau gigi tersebut goyang dikhawatirkan akan lepas sendiri sehingga bila tertelan oleh si bayi. Jadi, harus dicabut. Begitupun bila sang gigi membahayakan si ibu pada saat menyusui. Karena gigi tersebut tajam dan akan membahayakan puting susu karena luka gigitan.

Beberapa gejala pada anak pada saat giginya tumbuh (erupsi):

* Gatal pada gusi

Ini paling sering dialami. Rasa gatal ini membuat anak sering menggigit
benda yang dipegangnya. Untuk mengatasinya berikan biskuit bayi yang
agak keras tapi akan hancur terkena air liur, sehingga tidak
membahayakan. Atau bisa juga diberi mainan khusus bayi untuk
digigit-gigit yang aman dari zat beracun.

* Rewel

Keadaan gatal pada gusi membuat bayi merasa tak nyaman. Akibatnya bayi
yang baru tumbuh gigi hampir selalu rewel.

* Gusi tampak kemerahan

* Tidak nafsu makan

Perasaan tak enak di mulut karena tumbuh gigi bisa membuat anak malas
makan atau mengunyah. Meski demikian anak tetap harus makan.

* Demam

Biasanya tidak sampai demam tinggi. Bila demamnya cukup tinggi, bawalah
anak ke dokter untuk mengecek apakah demamnya memang disebabkan akan
tumbuh gigi atau ada penyebab lain.


GIGI TETAP

Gigi tetap pertama biasanya muncul di usia 6 tahunan. Oleh karenanya,
paling baik kalau gigi susu tanggal ketika gigi tetap penggantinya sudah
teraba atau terlihat. Gigi susu harus dipertahankan karena merupakan
penuntun erupsi bagi gigi tetap. Jika gigi susu copot sebelum waktunya
gigi tetap keluar, maka gigi geligi “tetangganya” akan bergeser mengisi
sebagian kavling yang kosong. Akibatnya, gigi tetap tumbuh tidak pada
tempatnya alias berantakan.